Membangun Partisipasi Komunikan dalam Kegiatan Campus Social Responsibility (CSR)

Studi Kasus : Mahasiswa Stikosa-AWS dalam Membangun Partisipasi Komunikan

Authors

  • Puasini Aprilyantini Stikosa - AWS

DOI:

https://doi.org/10.37826/spektrum.v7i2.36

Keywords:

partisipan komunikasi, corporate social responsibility, anak putus sekolah, kota surabaya

Abstract

Surabaya  sebagai kota metropolitan ke dua setelah Jakarta  berpenduduk  2917.688 jiwa, tersebar di 31 kecamatan atau 154 kelurahan ( https// Surabayakota .bps.go.id), disebut kota Pahlawan, kota yang indah tetapi juga  kota yang memiliki beragam  masalah sosial yang kompleks. Untuk meminimalisir masalah tersebut, penangannnya tidak mudah  perluketerlibatan  dari berbagai lembaga terkait, seperti yang disampaikan oleh Tri Rismaharani, Walikota Surabaya :” bahwa anak putus sekolah di Surabaya saat ini jumlahnya mencapai 500, hal ini sangat memprihatinkan….“( Surya.co.id : 13-7-2018). Program Campus Social Responsibility merupakan salah satu solusi yang dibangun Pemerintah Kota dengan tujuan untuk mengurangi jumlah anak rentan putus sekolah di kota Surabaya. Upaya pelaksanaan program pemerintah kota Surabaya ini menginspirasi untuk melakukan penelitian dengan judul Membangun partisipasi komunikan dalam kegiatan campus social responsibility (CSR) tahun 2018.Penelitian menggunakan metode kualitatif, agar menghasilkan data deskriptif , yang bisa mengungkap temuan-temuan di lapangan tentang bagaiamana membangun partisipasi komunikan dalam kegiatan sosial tersebut, melalui proses pengumpulan data, observasi, dan wawancara kepada informen  sebagi pelaku , juga arsip-asrip data laporan mahasiswa berupa aktifitas pendampingan yang dilakukan selama mengikuti program CSR. Hasilnya dalam kegiatan CSR, partisipasi yang dibangun baik oleh mahasiswa maupun  individu-individu sebagai komunikan adalah membangun komunikasi efektif baik melalui komunikasi interpersonal maupun komunikasi organisasi , sehingga terbangun interaksi imajiner baik dari mahasiswa sebagai kakak pendamping maupun adik asuhnya, seperti terbangun mental yang positif melalui pemahaman simbol-simbol yang bermakna.

References

Murtadlo, A. (2019). Kharisma Pendakwah sebagai Komunikator. Jurnal Spektrum Komunikasi, 7(1), 1-16.

Cangara,Hadied, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi- Budaya , Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.

David K. Berlo. 1960. The Process Of Communication, Harcourt School.

DeVito, Joseph A. 2001. The Interpersonal Communication Book (Ninth Edition). New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Effendy, Onong Uchayana, 208, Ilmu Komunikasi, Teori & Praktek, Bandung PT, Remaja Rosdakarya.

Koentyaraningrat, 2009, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta, Rineka Cipta.

Romli,.Khomsaharial. 2011. “Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta, PT.Grasindo.

Ron Ludlow & fergus Panton. 1993. The Essence Of Effective Communication, Prentice Hall trade.

Sastropoetro, Santoso, 1988, “Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional” , Bandung.

Suranto AW. 2011, Komunikasi Interpersonal , Yogyakarta, Graha Ilmu.

Downloads

Published

2019-12-23

How to Cite

Puasini Aprilyantini. (2019). Membangun Partisipasi Komunikan dalam Kegiatan Campus Social Responsibility (CSR): Studi Kasus : Mahasiswa Stikosa-AWS dalam Membangun Partisipasi Komunikan. Jurnal Spektrum Komunikasi, 7(2), 29–40. https://doi.org/10.37826/spektrum.v7i2.36