Cultural Studies and Media Ecology: Identifying Mass Culture and Cultural Proliferation through Javanese Pop Music on Social Media
DOI:
https://doi.org/10.37826/spektrum.v11i3.577Kata Kunci:
Pop Jawa, Cultural Studies, Media Ecology, Proliferation of Culture, Social MediaAbstrak
Kehadiran musik pop Jawa di media sosial menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Fenomena ini menggambarkan bahwa terjadi transformasi budaya dalam masyarakat. Untuk mendalami hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis resepsi khalayak untuk mengetahui bagaimana konstruksi pemaknaan masyarakat terhadap fenomena Pop Jawa di media sosial, bagaimana pendapat mereka mengenai peran media sosial dalam transformasi musik yang sedang terjadi dan wawancara mendalam dengan musisi lokal Pop Jawa, Den Juang, mengenai motif dan tujuan mereka mempopulerkan musik ini melalui media sosial. Temuan data menunjukkan bahwa teori ekologi media meniadakan konsep budaya massa atau budaya populer dalam kajian budaya. Titik tekan dalam kajian budaya berfokus pada pandangan bahwa media adalah tempat produksi budaya. Dengan demikian, terjadi proses hegemoni yang menggiring akal sehat masyarakat untuk menerima "kebenaran" umum yang disebarkan melalui media. Namun, fakta di lapangan mendukung pemikiran teori ekologi media yang memang melihat perkembangan media sebagai pesan transformasi peradaban manusia tanpa diimbangi dengan pendalaman dan pemahaman yang lebih terhadap pesan yang disampaikan.
Referensi
Aichner, T., Grunfelder, M., Maurer, O. Jegeni, D. (2021). Twenty-Five Years of Social Media: A Review of Social Media Applications and Definitions from 1994 to 2019. Cyberpsychology, Behavior and Social Networking. Vol. 24 (4), 215-222. DOI: 10.1089/cyber.2020.0134
Barker, C. (2004). The SAGE Dictionary of Cultural Studies. London: SAGE Publications
Danesi, M. (2019). Popular Culture: Introductory Perspectives. UK: Rowman & Littlefield
Dzulfaroh, A. N. (5 Mei, 2020). Saat Didi Kempot “mendamaikan” campur sari dan pop. Diakses dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/05/142800465/saat-didi-kempot-mendamaikan-campursari-dan-pop?page=all#page2
Hermann, A. F. (2017). Hegemony. Dalam Scott, C. R., Lewis, L., Barker, J. R., Keyton,, J., Kuhn, T., Turner, P. K. (Eds.). The International Encyclopedia of Organizational Communication. (pp. 1-6). USA: John Wiley & Sons.
Hildebrand, J. M. (2018). Modal media: connecting media ecology and mobilities research.
Media, Culture & Society. Vol. 40(3), 348–364. DOI: 10.1177/0163443717707343
Kihlstrom, J. F. (2016). Hypnosis. Encyclopedia of Mental Health. (pp. 361-365). DOI: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397045-9.00180-4
Lashua, B. (2022). Contemporary Leisure. Dalam Tapps, T., Wells, M. S., Parr, M. (Eds.).Dimensions of Leisure for Life. USA: Human Kinetics
Laskowska, M. & Marcynski, K. (2019). Media Ecology – (Un) necessary Research Perspective in Communication and Media Studies. Mediatization Studies. 53-68. DOI: 10.17951/ms.2019.3.53-68
Ledwith, M. & Springett, J. (2022). Participatory Practice: Community-based Action for Transformative Change. UK: Bristol University Press
Logan, Robert. 2016. “McLuhan’s Philosophy of Media Ecology: An Introduction.”
Philosophies. Vol. 1(2), 133–40.
Lull, J. (2007). Culture-on-Demand: Communication in a Crisis World. USA: Blackwell Publishing
Manning, J. (2014.) Social media, definition and classes of. Dalam K. Harvey (Ed.), Encyclopedia of social media and politics (pp. 1158-1162). Thousand Oaks, California: SAGE
Mely. (27 Juli, 2022). Hasil Survei Mengungkapkan Media Sosial Paling Digemari di Indonesia. Diakses dari https://www.gatra.com/news-548811-nasional-hasil-survei- mengungkapkan-media-sosial-paling-digemari-di-indonesia-.html
Nagraj, A. (2019), Media Ecology: The Coincidence of Events and Comparison of Information. In: Journal of Social and Political Sciences, Vol.2 (3), 529-535. DOI: 10.31014/aior.1991.02.03.94
Ohiagu, O. P. & Okorie, V. O. (2014). Social Media: Shaping and Transmitting Popular Culture. Covenant Journal of Communication (CJOC), Vol. 2 (1), 93-108.
Perkasa, G. (7 September, 2022). 10 Negara Paling Kecanduan Internet dan Medsos di Dunia,
Indonesia?. Diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/07/141417520/10-negara-paling- kecanduan-internet-dan-medsos-di-dunia-indonesia?page=all
Qorib, F. & Dewi, S. I. (2021). Sobat Ambyar: The Phenomenon of Fans, Social Media, and Modern Campursari Music in Popular Culture. Jurnal Pekommas. Vol. 6 (2), 67– 76. DOI: https://doi.org/10.30818/jpkm.2021.2060209
Rahman, A. (25 Januari, 2020). Lagu-Lagu Berbahasa Jawa Mendadak Tren, Ini Enam Sebabnya. Diakses dari
https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/25/01/2020/lagu-lagu-berbahasa-jawa-mendadak-tren-ini-enam-sebabnya/
Ratana, M. (2018). Pengaruh Social Media Marketing terhadap Ekuitas Merek (Program Crowdscourcing Foto Periode 18 Juli 2016 – 2 April 2017 di Instagram). Jurnal
Studi Komunikasi dan Media. Vol. 22 (1), 13-28.
Samson, E., Ridwan, W. A. H., Baszary, C. D. U. (2019). Potensi Sedatif-Hipnotik Daun Kayu Galala (Erythrina Lithosperma) sebagai Kandidat Obat Insomnia. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. Vol. 20 (2), 83-94
Sreedharan, N. V. & Ambily, A.S. (2021). Handbook On Research Methodology: A Practical Guide for Doing Research. India: Archers & Elevators Publishing
Storey, J. (2021). Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction. New York: Routledge
Syahbana, M., Alfisyah, Apriati, Y. (2021). Strategi Pemasaran Kelompok Musik Campursari di Sanggar “Budo Manunggal” Kota Banjarbaru Kalimantan Selantan. Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi. Vol. 3 (1), 345-349. DOI: 10.20527/padaringan.v3i1.3031
Tim Edensor. (2020). National Identity, Popular Culture and Everyday Life. UK: Taylor & Francis
Visco, W. (2021). For The Culture: Using Pop Culture to Foster SEL and Engagement. Dalam Tusse, J. & Leslie, H. (Eds.). Handbook of Research on Supporting Social and Emotional Development Through Literacy Education. (pp. 196-217). USA: IGI Global














