CANDIDATES' COMMUNICATION STRATEGIES IN THE 2024 WEST PAPUA REGIONAL ELECTION DEBATE: A CONTENT ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN DISCOURSE FUNCTION AND POLICY UTTERANCE

Authors

  • Muhammadafi Mulantara Universitas Padjadjaran
  • Kunto Adi Wibowo Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
  • Ikhsan Fuady Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran
  • Detta Rahmawan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

Keywords:

politic debate, communication strategy, politic communication, regional election, content analysis

Abstract

This study investigates the relationship between discourse functions (acclaim, attack, and defense) and policy content (past deeds and future plans) in the West Papua Governor and Vice Governor Election debate in 2024. This study focuses on the only candidate pair (Paslon 1) who participated in the debate, thus providing a different environment to study communication strategies in a non-competitive debate context. Content analysis was conducted through a combination of quantitative and qualitative techniques. 287 speech units were coded based on discourse function categories. The results showed that the acclaim function dominated at 94.24%, with 68.88% of the statements used to convey future plans. Since there was no debate opponent, there was only 0.58% attack function and 5.19% defense function, indicating a low confrontational strategy. A significant relationship between discourse function and policy content was found through the Chi-Square test (χ2 = 35.229; p < 0.001). However, the predictive value for 50% of the cells was less than 5. These results suggest that Paslon 1's communication strategy was affirmative and prospective, emphasizing self-image and future vision rather than defending or attacking. This study not only supports the political communication theory of strategic self-presentation, but also contributes to research on local political rhetoric in Indonesia, especially in the context of elections that lack significant competition. The results also emphasize how important debates are as a way to shape image and legitimacy, even without having a direct opponent.

Author Biographies

Kunto Adi Wibowo, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

<span style="font-weight: 400;" data-mce-style="font-weight: 400;">Studi ini menyelidiki hubungan antara fungsi wacana (acclaim, attack, dan defense) dan isi kebijakan (past deeds dan future plans) dalam debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat tahun 2024. Studi ini berfokus pada satu-satunya pasangan calon (Paslon 1) yang mengikuti debat, sehingga memberikan lingkungan yang berbeda untuk mempelajari strategi komunikasi dalam konteks debat yang tidak kompetitif. Analisis isi dilakukan melalui kombinasi teknik kuantitatif dan kualitatif.  287 satuan ujaran dikodekan berdasarkan kategori fungsi wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi acclaim mendominasi sebesar 94,24%, dengan 68,88% pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan future plans. Karena tidak ada lawan debat, hanya ada 0,58% fungsi attack dan 5,19% fungsi defense, menunjukkan strategi konfrontatif yang rendah. Hubungan yang signifikan antara fungsi wacana dan isi kebijakan ditemukan melalui uji Chi-Square (χ2 = 35,229; p < 0,001). Namun, nilai prediksi untuk 50% sel kurang dari 5. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi Paslon 1 bersifat afirmatif dan prospektif, menekankan citra diri dan visi masa depan daripada membela atau menyerang. Studi ini tidak hanya mendukung teori komunikasi politik tentang strategic self-presentation, tetapi juga memberi kontribusi kepada penelitian tentang retorika politik lokal di Indonesia, terutama dalam konteks pemilu yang tidak memiliki kompetisi yang signifikan. Hasil ini juga menekankan betapa pentingnya debat sebagai cara untuk membentuk citra dan legitimasi, bahkan tanpa memiliki lawan langsung.</span>

Ikhsan Fuady, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

<span style="font-weight: 400;" data-mce-style="font-weight: 400;">Studi ini menyelidiki hubungan antara fungsi wacana (acclaim, attack, dan defense) dan isi kebijakan (past deeds dan future plans) dalam debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat tahun 2024. Studi ini berfokus pada satu-satunya pasangan calon (Paslon 1) yang mengikuti debat, sehingga memberikan lingkungan yang berbeda untuk mempelajari strategi komunikasi dalam konteks debat yang tidak kompetitif. Analisis isi dilakukan melalui kombinasi teknik kuantitatif dan kualitatif.  287 satuan ujaran dikodekan berdasarkan kategori fungsi wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi acclaim mendominasi sebesar 94,24%, dengan 68,88% pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan future plans. Karena tidak ada lawan debat, hanya ada 0,58% fungsi attack dan 5,19% fungsi defense, menunjukkan strategi konfrontatif yang rendah. Hubungan yang signifikan antara fungsi wacana dan isi kebijakan ditemukan melalui uji Chi-Square (χ2 = 35,229; p < 0,001). Namun, nilai prediksi untuk 50% sel kurang dari 5. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi Paslon 1 bersifat afirmatif dan prospektif, menekankan citra diri dan visi masa depan daripada membela atau menyerang. Studi ini tidak hanya mendukung teori komunikasi politik tentang strategic self-presentation, tetapi juga memberi kontribusi kepada penelitian tentang retorika politik lokal di Indonesia, terutama dalam konteks pemilu yang tidak memiliki kompetisi yang signifikan. Hasil ini juga menekankan betapa pentingnya debat sebagai cara untuk membentuk citra dan legitimasi, bahkan tanpa memiliki lawan langsung.</span>

Detta Rahmawan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

<span style="font-weight: 400;" data-mce-style="font-weight: 400;">Studi ini menyelidiki hubungan antara fungsi wacana (acclaim, attack, dan defense) dan isi kebijakan (past deeds dan future plans) dalam debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat tahun 2024. Studi ini berfokus pada satu-satunya pasangan calon (Paslon 1) yang mengikuti debat, sehingga memberikan lingkungan yang berbeda untuk mempelajari strategi komunikasi dalam konteks debat yang tidak kompetitif. Analisis isi dilakukan melalui kombinasi teknik kuantitatif dan kualitatif.  287 satuan ujaran dikodekan berdasarkan kategori fungsi wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi acclaim mendominasi sebesar 94,24%, dengan 68,88% pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan future plans. Karena tidak ada lawan debat, hanya ada 0,58% fungsi attack dan 5,19% fungsi defense, menunjukkan strategi konfrontatif yang rendah. Hubungan yang signifikan antara fungsi wacana dan isi kebijakan ditemukan melalui uji Chi-Square (χ2 = 35,229; p < 0,001). Namun, nilai prediksi untuk 50% sel kurang dari 5. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi Paslon 1 bersifat afirmatif dan prospektif, menekankan citra diri dan visi masa depan daripada membela atau menyerang. Studi ini tidak hanya mendukung teori komunikasi politik tentang strategic self-presentation, tetapi juga memberi kontribusi kepada penelitian tentang retorika politik lokal di Indonesia, terutama dalam konteks pemilu yang tidak memiliki kompetisi yang signifikan. Hasil ini juga menekankan betapa pentingnya debat sebagai cara untuk membentuk citra dan legitimasi, bahkan tanpa memiliki lawan langsung.</span>

References

Akinboade, A., Oludele, Kinfack, E. C., & Mokwena, M. P. (2012). An analysis of citizen satisfaction with public service delivery in the Sedibeng district municipality of South Africa. International Journal of Social Economics, 39(3).

Alrufaiey, H. S., & Alrikabi, A. A. (2024). A pragmatic Analysis of Effective Political Communication from a Relevance-Theoretic Perspective. Arab World English Journal, 15(1). https://dx.doi.org/10.24093/awej/vol15no1.7

Benoit, W. L., Blaney, J. R., & Pier, P. M. (2000). Acclaiming, Attacking, and Defending: A Functional Analysis of U.S. Nominating Convention Keynote Speeches. Political Communication, 17(1). https://doi.org/10.1080/105846000198512

Berelson, B. (1971). Content analysis in communication research.

Christensen, M. (2020). Welcome the Women: A Functional Analysis of the 2020 Democratic Presidential Primary Debates. Southern Utah University.

Hayes, A. F., & Krippendorff, K. (2007). Answering the Call for a Standard Reliability Measure for Coding Data. Communication Methods and Measures, 1(1). https://doi.org/10.1080/19312450709336664

Hsieh, H. F., & Shannon, S. E. (2005). Three approaches to qualitative content analysis. Qualitative health research, 15(9).

Hussein, Z. M., Hadian, B., Mahdi Adai Al-Mamoory, S., & Sadeghi Barzani, E. (2024). Comparative Analysis of Negotiation Strategies in the 2024 US Presidential Debates. International Journal of Foreign Language Teaching and Research, 500(1).

Leifeld, P. (2020). Policy debates and discourse network analysis: A research agenda. Politics and Governance, 8(2).

Pieniążek-Niemczuk, E. (2024). Application of Content Analysis in Research of Political Discourse. Language Culture Politics International Journal, 1(9).

Porath, W., Ortega, C., & Núñez-Mussa, E. (2021). Application of Functional Theory of Political Discourse in Chilean presidential debates to determine the influence of journalists in the contents. Comunicacion y Sociedad, 34(4).

Prasitwongsa, A., & Panthanuwong, A. (2020). Political communication via social media: Future forward party’s message appeals and media format usage on facebook and twitter and links to political participation of generation z audiences. Social Sciences Academic Journal, Faculty of Social Sciences, Chiang Mai University, 32(2).

Rosyida, S. A., & Kurniawan, B. (2023). Comparative Study of the General Election Commission (KPU) in the United States and South Korea. RECHTENSTUDENT JOURNAL, 4(3). https://doi.org/10.35719/rch.v4i3.292

Downloads

Published

2025-09-30

How to Cite

Mulantara, M., Adi Wibowo, K., Fuady, I., & Rahmawan, D. (2025). CANDIDATES’ COMMUNICATION STRATEGIES IN THE 2024 WEST PAPUA REGIONAL ELECTION DEBATE: A CONTENT ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN DISCOURSE FUNCTION AND POLICY UTTERANCE. Jurnal Spektrum Komunikasi, 13(3), 343–349. Retrieved from https://journal.stikosa-aws.ac.id/index.php/spektrum/article/view/977