Analisis Mitos Kecantikan Pada Film Imperfect Dengan Semiotik Roland Barthes

Authors

  • Agathon Agnar Ramadhan, Dwi Prasetyo Stikosa-AWS

DOI:

https://doi.org/10.37826/digicom.v2i1.285

Keywords:

mitos, perempuan cantik, film imperfect, analisis semiotika

Abstract

Kecantikan perempuan yang telah dikonstruksi oleh media, membuat pandangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia mengenai ciri fisik perempuan ideal. Bagi perempuan yang tidak memiliki ciri fisik tersebut dikatakan tidak cantik, terdiskriminasi dan mendapat perlakukan tidak adil di tengah masyarakat. Film Imperfect menceritakan fenomena yang berkembang di masyarakat mengenai kecantikan perempuan, dimana fisik perempuan yang tidak sesuai dengan kriteria kecantikan pada umumnya, tetapi memiliki kepribadian yang baik membuat tokoh utama memancarkan inner beauty-nya. Dari gagasan tersebut, maka masalah yang dikaji dan tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan mitos perempuan cantik pada film imperfect. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa mitos kecantikan pada film Imperfect ditandai dengan adanya standar kecantikan yang harus diyakini dan diikuti masyarakat. Sehingga tokoh utama mengeluarkan banyak usaha untuk bisa mengubah bentuk tubuhnya dan menggapai karirnya. Padahal sesungguhnya perempuan yang memiliki fisik yang beragam namun pintar dan berperilaku baik bisa membuat perempuan tersebut terlihat cantik. Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan budaya, membuat kecantikan yang beragam dari setiap perempuannya. Sehingga standar kecantikan yang berkulit putih, berambut panjang, tinggi, dan langsing tidak lagi menjadi patokan. Penelitian ini direkomendasikan kepada sineas film Indonesia agar dapat mengembangkan cerita berdasarkan fenomena di masyarakat dan dapat mengedukasi penontonnya. Selain itu juga kepada peneliti lain untuk mengkaji lebih dalam dan dijadikan sebagai bahan referensi agar lebih sempurna.

References

Abdullah, Irwan. 2006. Studi Tubuh, Nalar dan Masyarakat: Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Tici Press.
Ardianto, Elvinaro. dkk. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung: CV. ARMICO Bandung
Barker, Chris. 2004. The Sage Dictionary of Cultural Studies. Australia: Sage.
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.
Devito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book Eleventh Edition. USA: Pearson Education Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS

Halik, Abdul. 2013. Komunikasi Massa. Makassar: Alauddin University Press.

Hall, Stuart. 1980. Encoding/Decoding: Culture Media Language. Ed. (New York: Routledge

_________. 1995. Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. London: SAGE

Ihromi, Omas. 1990. Wanita Bekerja dan Masalah-masalahnya, dalam Toety Hearty Nurhadi dan Aida Fitalaya S. Hubeis (editor), Dinamika Wanita Indonesia seri 01: Multidimensional, Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita. Jakarta.

Ilmu, J., Fakultas, K., & Sosial, I. 2014. Representasi Perempuan dalam Film I Don’t Know How She Does It
Irwansyah, Ade. 2009. Seandainya saya Kritikus Film Yogyakarta: CV Humorian Pustaka
Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Melliana, Anastasia. Menjelajah Tubuh: Perempuan dan Mitos Kecantikan. Yogyakarta: LkiS.

Published

2022-02-16