Analisis Framing BeritaOnline AmbilAlih Ketua DemokratFebruari sampai Maret 2021 pada Detik dan Liputan6
DOI:
https://doi.org/10.37826/digicom.v2i1.264Kata Kunci:
framing,pengambilalihan,partai,demokrat,ahy,detik.com,liputan6.comAbstrak
Penelitian Pemberitaan Dugaan Ambil Alih Kursi Ketua Umum Partai Demokrat mengusik peneliti
untuk meneliti isu tersebut. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana frameDetik.com dan Liputan6.com dalam melakukan konstruksi terhadap suatu isu Dugaan Ambil AlihKursi Ketua Umum Partai Demokrat 01 Februari –31 Maret 2021. Berita ini memuat tentangpolemik pengambilalihan Partai Demokrat yang menuai pro dan kontra . Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode analisis framing model kualitatif Zhongdang Pan dan Gerald M danteori lainnya untuk membantu proses analisis. Penerapan analisis framing Zhongdang Pan danGerald M. Kosicki ini dibagi dalam empat struktur yaitu: Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris. Jikadilihat secara sintaksis. Pembingkaian berita mengenai dugaan ambil alih kursi ketua umum PartaiDemokrat, media kedua memiliki perbedaan yang sangat jelas dalam melakukan pembingkaian,yakni penempatan dan jumlah narasumber pada salah satu pihak dalam berita yang ditayangkan.Secara skrip, keduanya media sama-sama melakukan framing dengan menempatkan danmenceritakan pihak Demokrat AHY sebagai pihak yang dilanggar hak partainya. Kedua mediasecara tematik dan retoris juga memiliki persamaan dalam melakukan frame yaitu penyampaian kepada pembaca. Media online Detik.com cenderung meletakan peryataan pihak Demokrat AHY diawal berita atau tengah berita, lalu timpal dengan pernyataan dari pihak pro Demokrat AHY. Inidilakukan dengan menyertakan informasi dari berita-berita yang sudah diunggah sebelumnya.Liputan6.com.com cenderung memuat hanya pernyataan dari salah satu pihak dalam satu berita.Berdasarkan analisis, pembingkaian yang dilakukan oleh Detik.com dan Liputan6.com padapemberitaan yang terjadi yaitu upaya pengambilalihan kursi ketua umum Partai Demokrat, dapat diartikan bahwa media kedua lebih condong pada kubu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.